Critical Review Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan Pesisir Melalui Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kwala Lama Kabupaten Serdang Bedagai


1.     Isu yang dibahas
Isu pokok jurnal penelitian dilakukan untuk melihat permasalahan kerusakan lingkungan pesisir di wilayah masyarakat nelayan di Desa Kwala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dan dilaksanakan program pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PLBPM). Mayoritas masyarakat merupakan masyarakat nelayan yang menggantungkan kehidupan perekonomian mereka pada sumber daya pesisir. Kerusakan pesisir menyebabkan hasil tangkapan masyarakat nelayan semakin jauh berkurang dari hari ke hari. Berkurangnya hasil tangkapan ini berimbas kepada penurunan pendapatan dan mutu kehidupan nelayan yang semakin melekatkan citra kemiskinan pada perekonomian mereka. Kemiskinan ini seringkali memaksa masyarakat nelayan untuk mengeksploitasi sumber daya perikanan dan kelautan dengan cara‐cara yang merusak kelestariannya seperti penebangan hutan bakau, penambangan batu karang, ataupun penangkapan ikan dengan alat tangkap illegal yang merusak lingkungan.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses dan perubahan‐perubahan yang terjadi pada pengelolaan lingkungan berkelanjutan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif seperti Analisis Perubahan Kondisi Lingkungan, Perubahan Sikap dan Perilaku Masyarakat, Proses Pemberdayaan Masyarakat, Keberlanjutan Pemberdayaan Masyarakat. Menurut hasil penelitian pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pada program PLBPM telah mendorong banyak perubahan pada penataan lingkungan yang berdampak pada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Studi ini mengindikasikan bahwa proses seleksi terhadap kelompok fasilitator yang dilaksanakan pemerintah dalam tahap awal berhasil dilakukan dengan baik karena kelompok tersebut mampu menjalankan program secara terbuka dan adil, sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Program tersebut juga berhasil membentuk solidaritas sehingga masyarakat siap untuk bertanggungjawab secara penuh dalam pengelolaan pembangunan komunitasnya dan untuk melanjutkan program tersebut.
2.     Argumentasi
Negara Indonesia yang berada diantara benua Asia dan Australia serta lautan Hindia dan Pasific, mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Dari data hasil kajian yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, menunjukkan kenaikan temperatur permukaan mencapai 1 derajat Celcius selama abad 20. Potensi risiko iklim pada setiap sektor pembangunan semakin meningkat. Dampak perubahan iklim menjadi tantangan prioritas pertama dalam pembangunan nasional. Sehingga pada tahun 2011, pemerintah mulai menginisiasi program rencana penanganan dampak perubahan iklim. Ketika tahun 2014, dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan atau RAN-API di semua sektor telah dipublikasikan oleh BAPPPENAS. Untuk kelengkapan data yang digunakan yang digunakan sebagai dasar analisis, tingkat akurasi beberapa data yang ditampilkan rendah. Secara umum tingginya potensi risiko bencana di kawasan pesisir Indonesia selain disebabkan oleh faktor geologis dan meteorologis, juga disebabkan oleh kondisi lingkungan dan ekosistem pesisir yang tidak terjaga, rendahnya kemandirian sosial, mulai lunturnya norma dan budaya lokal dalam menjaga lingkungan serta rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar yang berujung pada tingginya tingkat kemiskinan di kawasan pesisir.
Dikarenakan kurang adanya konsistensi penulisan sumber dan tahun perolehan data. Sehingga hasil analisis data tersebut dianggap kurang akurat dan obyektif. Dalam proses analisis tersebut kurang jelas. Proses analisis tidak ditampilkan untuk setiap analisis. Hanya ditampilkan hasil setiap indikator dan nilai indikator setiap kriteria, dan tidak adanya pemberian keterangan angka yang digunakan dalam proses analisa. Sehingga masyarakat awam kurang memahami proses detail analisis yang telah dilakukan di setiap desa pesisir. Hanya ditampilkan hasil setiap indikator dan nilai indikator setiap kriteria, dan tidak adanya pemberian keterangan angka yang digunakan dalam proses analisa. Sehingga masyarakat awam kurang memahami proses detail analisis yang telah dilakukan di desa pesisir. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penulisan jurnal telah tercapai, yaitu mengidentifikasi upaya keberlanjutan pengelolaan lingkungan pesisir melalui pemberdayaan masyarakat di Desa Kwala Lama Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengetahui proses dan perubahan‐perubahan yang terjadi pada pengelolaan lingkungan berkelanjutan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Penulisan judul telah sesuai dan mampu menggambarkan isi jurnal secara keseluruhan. Selain itu kualifikasi penulis sebagai aparat Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai‐Perbaungan, Sumatera Utara cukup menunjang topik yang dibahas dalam penelitian. Ditinjau dari gaya bahasanya, jurnal ilmiah tersebut disampaikan dengan gaya penulisan bahasa Indonesia yang baku dan mudah dipahami. Kata kunci yang ditulis juga tidak sesuai urutan huruf abjad. Selain itu pembahasan didalam jurnal masih menggunakan beberapa istilah asing tanpa penjelasan, sehingga akan sulit dipahami oleh pembaca yang awam. Dilihat dari substansi isinya jurnal tersebut kurang mengeksplore solusi yang telah ada secara mendalam. Peneliti tidak membahas seberapa efektif upaya yang seharusnya dilakukan masyarakat maupun organisasi di lingkungan tersebut.
Lokasi yang dijadikan sebagai studi kasus penelitian, Desa Kwala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai tidak digambarkan dengan jelas oleh peneliti. Sehingga, pembaca kurang mengetahui bagaimana kondisi eksisting di lokasi tersebut. Lokasi penelitian seharusnya dapat diperjelas, yaitu dengan cara menyertakan gambar lokasi yang berupa peta maupun citra satelit. Berdasarkan sumber lain, yaitu jurnal yang ditulis oleh Prima Tegar Anugrah Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan judul analisis Pengelolaan Lingkungan Pesisir Kota Padang Dengan Pendekatan Pemanfaatan Ruang Berkelanjutan, upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pesisir untuk mengetahui gambaran karakteristik kawasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan teknik simple multy attribute rating technigues (SMART) dan visual interactive sensitivity analysis (VISA). Teknik SMART merupakan keseluruhan proses dari peratingan dari alternatif dan pembobotan dari atribut / subkriteria.
Apabila dibandingkan dengan penyusunan Pengelolaan Lingkungan Pesisir Kota Padang Dengan Pendekatan Pemanfaatan Ruang Berkelanjutan data fakta yang ditampilkan cukup lengkap dan akurat, proses analisis lebih detail dan dilengkapi dengan analisis pada isu strategis yang terkait dengan analisis pemanfaatan ruang. Dalam substansi indikator pada faktor bencana alam pesisr, kurang detail pembahasannya apabila dibandingkan dengan jurnal sejenis yang membahas kerentanan pesisir terhadap perubahan iklim. Diantaranya bisa menggunakan data oseanografi wialayah yang digunakan sebagai dasar analisis terjadinya bencana dengan metode kajian garis pantai, intrusi, dan valuasi kerugian (prediksi kerugian ekonomi). Namun, penyajian proses penyusunan profil desa tangguh di Kota Semarang secara keseluruhan sudah dianggap cukup memenuhi standar pedoman program PDPT KKP.
3.     Rekomendasi
Adapun pelajaran bagi pembaca mengenai jurnal yang disusun oleh Herry Fitriansah ini yaitu tuntutan warga kota yang semakin meningkat telah mengakibatkan pengeksploitasian dan pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut yang berlebihan di beberapa daerah pesisir. Disamping eksploitasi yang berlebihan, ancaman terhadap lingkungan pesisir dan laut juga datang akibat pencemaran, baik dari darat maupun dari laut, serta teknik pemanfaatan yang menyebabkan kerusakan. Sebagian besar pengembangan industri selama beberapa tahun yang lalu berlangsung juga di kawasan pesisir. Hal ini, diikuti dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, telah berakibat pada meningkatnya pencemaran di kawasan pesisir dan laut yang berasal dari proses produksi industri serta limbah domestik. Terdapat keterkaitan antara ancaman terhadap lingkungan pesisir dengan keberlanjutan pengelolaan lingkungan pesisir. Untuk menunjang keterkaitan tersebut perlu menggali beberapa informasi, di antaranya:
§  Bagaimana perkembangan pengelolaan lingkungan pesisir.
§  Apa saja kekuatan dan kelemahan dari pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan lingkungan pesisir.
§  Dampak dari adanya ancaman terhadap lingkungan pesisir.
§  Bagaimana peluang ancaman terhadap lingkungan pesisir ke depannya.
§  Seberapa besar kontribusi ancaman terhadap perkembangan pengelolaan lingkungan pesisir.
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan dari review jurnal diatas adalah :
·       Pemaparan akan batas wilayah dan isi dari rencana zonasi wilayah pesisir lebih baik jika digabungkan atau dijelaskan secara berurutan dengan pemaparan tujuan dan pentingnya pengembangan pengelelolaan pesisir melalui pemberdayaan masyarakat.
·       Tidak dijelaskan prinsip keterpaduan kepentingan antara kepentingan ekomomi, lingkungan dan masyarakat.
·       Pemaparan tidak mencantumkan permasalahan atau kendala yang sering dialami dalam penyusunan laporan wilayah pesisir.
·       Pada jurnal tidak terdapat contoh peta rencana zonasi wilayah pesisir dan tidak disertai penjelasan.
Pengembangan pengelolaan lingkungan pesisir tetap memperhatikan dan membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah dengan memberikan insentif bagi masyarakat. Untuk mengatasi ancaman lingkungan pesisir, maka memerlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk mencapai kemajuan di dunia usaha. Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan pesisir, presiden mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Untuk mewujudkan desa yang tangguh dibutuhkan sinergi dan dukungan dari lintas sektor. Diharapkan program dari kementerian atau lembaga lain dapat bahu-membahu seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.
Daftar Pustaka
Prima Tegar Anugrah. 2014. Pengelolaan Lingkungan Pesisir Kota Padang Dengan Pendekatan Pemanfaatan Ruang Berkelanjutan. Malang: Universitas Brawijaya.

Tidak ada komentar:

DEA CAHYA EDINITA. Diberdayakan oleh Blogger.